Selasa, 11 November 2014

BUDIDAYA GAMBAS BIKIN PUAS

Gambas atau oyong atau emes (Luffa acutangula, suku labu-labuan atau Cucurbitaceae), adalah komoditi sayuran minor. Penanamannya biasanya dilakukan di pekarangan atau bagian ladang yang tidak digunakan untuk tanaman lain. Gambas dipanen buahnya ketika masih muda dan diolah sebagai sayur. Gambas atau oyong atau emesmasih sekerabat dengan belustru (Luffa aegyptica).
Tanaman ini termasuk dalam famili Cucurbitaceae, berasal dari India, namun telah beradaptasi dengan baik di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Bagian yang dapat dimakan dari tanaman ini adalah buah muda, kegunaan lainnya antara lain serat bunga karangnya (bagian dalam buah tua) digunakan untuk sabut, daunnya digunakan untuk lalab atau dapat juga digunakan untuk obat bagi penderita demam.
Syarat Tumbuh
Tanaman oyong merupakan tanaman setahun dan tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dapat ditanam di sawah atau di tegalan. Tanaman ini termasuk tanaman memanjat/merambat. Tanaman oyong membutuhkan iklim kering, dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman oyong adalah di daerah yang bersuhu 18-24°C, dan kelembaban 50-60%.
Tanaman oyong toleran terhadap berbagai jenis tanah, hampir semua jenis tanah cocok ditanami oyong. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta mempunyai pH 5,5-6,8. Tanah yang paling ideal bagi budidaya oyong adalah jenis tanah liat berpasir, misalnya tanah latosol, aluvial, dan podsolik merah kuning (PMK).
Varietas 
Varietas yang dianjurkan adalah San-C, Ping-Ann, Miriam, san-C No. 2 (asal Known You Seed, Taiwan), dan Samson. Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 5-10 kg. 
Pembuatan Benih 
Untuk memproduksi benih sendiri dapat dilakukan dengan melakukan panen oyong kurang lebih 110 hari setelah semai (di dataran tinggi) ditandai dengan buah yang telah berwarna coklat, kering, dan bijinya berwarna hitam. Buah dipotong melintang, bijinya dikeluarkan, dibungkus kertas dan dikeringkan hingga kadar air 8%. Biji disimpan dalam stoples yang tertutup rapat yang telah diisi desikan berupa arang atau abu sekam. 

Persemaian
Oyong diperbanyak dengan biji. Benih oyong dapat ditanam langsung di lapangan dengan menggunakan para-para atau teralis untuk tempat merambatnya sulur. Apabila rambatan belum siap dan persediaan benih terbatas, benih dapat disemaikan dulu menggunakan kantung plastik hitam yang berdiameter 5 cm yang diisi 2 benih/kantung. Media yang digunakan untuk persemaian berupa media pupuk kandang dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Bibit dapat dipindah ke lapangan pada umur 15-21 hari atau setelah berdaun 3-5 helai.
Pengolahan Tanah 
Sistem lubang tanam 
Tanah dicangkul sampai gembur. Kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran 200 cm x 60 cm atau 200 cm x 100 cm. Masukkan pupuk kandang 1-2 kg/lubang tanam. 
Sistem bedengan 
Tanah dicangkul hingga gembur, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 260 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, tinggi ±30 cm, dan jarak antar bedengan ± 60 cm. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 200 x 60 cm atau 200 x 100 cm kemudian masukkan pupuk kandang 1-2 kg/lubang tanam. 
Sistem guludan 
Tanah dicangkul sampai gembur, buat guludan selebar 60 cm, tinggi 30 cm, dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan dengan jarak antar guludan ± 140 cm, kemudian masukkan pupuk organik SUPERNASA /lubang tanam. 
Penanaman dan pemupukan 
Benih ditanam secara langsung atau melalui pesemaian. Bila ditanam secara langsung, masukkan biji oyong sebanyak 2-3 butir tiap lubang tanam, kemudian tutup dengan tanah setebal 1-1,5 cm. 
Selama satu musim tanam, dilakukan pemupukan dengan pupuk buatan NPK (16:16:16) 300 kg + Urea 100 kg per hektar. Pemupukan dilakukan pada saat tanam, 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dengan dosis masing–masing seperlima takaran dari total dosis yang dianjurkan.  
Semprot dengan Poc Nasa dan Hormonik, serta kocor dengan power nutrisi
Pemasangan rambatan atau para–para dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam. Para–para bisa berbentuk huruf A, setengah lengkung, lengkungan atau persegi panjang. 
Pemeliharaan 
Pemeliharaan tanaman oyong yang biasa dilakukan adalah pemangkasan daun, apabila daun terlalu rimbun, penyiraman dan penyiangan. 
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman oyong antara lain kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri dan virus mosaik. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Bila harus menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman sesuai rekomendasi dan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu aplikasi, interval aplikasi serta cara aplikasinya. 
Panen dan Pascapanen 
Pemanenan oyong dapat dilakukan berulang-ulang. Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 40-70 hari setelah tanam. Ciri-ciri umum buah oyong yang siap dipanen antara lain adalah buah berukuran maksimum, tidak terlalu tua, belum berserat, dan mudah dipatahkan. Produksi oyong setiap tanaman mencapai 15-20 buah dan 8-12 ton per hektar. 
Buah oyong mudah rusak sehingga pengemasan yang baik sangat diperlukan untuk memperpanjang daya simpan, terutama jika untuk pengiriman jarak jauh. Pada suhu 12-160C, buah oyong bisa disimpan sampai 2-3 minggu.

Kamis, 06 November 2014

CABE PETANI BERDASI

Cabai rawit adalah termasuk bahan bumbu utama dalam memasak. Cabai rawit ini banyak permintaannya, selain itu harganya juga mahal. Sehingga ketika usaha cabai rawit ini ditekuni maka akan mendapatkan keuntungan yang besar, karena dalam menanam cabai rawit yang benar maka akan menghasilkan buah yang memuaskan.Apalagi dengan penggunaan Pupuk Organik NASA dan Pestisida Organik NASA yang telah banyak di buktikan oleh para petani cabai rawit.

Jenis cabai rawit yang sering diusahakan adalah sebagai berikut :

  • Cabai kecil atau cabai jemprit.Buahnya kecil dan pendek , lebih pedas dibandingka Janis cabai lainnya.
  • Cabai putih atau cabai domba.Buahnya lebihbesar dari cabai jemprit atau cabai celepik , dan rasanya kurang enak.
  • Cabai celepik.Buahnya lebih besar dari pada cabai jemprit dan lebih keci dari cabai domba. Rasanya tidak sepedas cabai jemprit . sewakti muda berwarna hijau setelah masak berwarna merah cerah .
BERCOCOK TANAM
Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai rawit yang menggunakan tahapan – tahapan sebagai berikut:

1. Pengolahan tanah
Dapat dilakukan dengan mencangkul sedalam 25 – 30 cm hingga tanah menjadi gembur . setelah itu biarkan 7 – 14 hari untuk mendapatkan sinar matahari.
  • Pembuatan bedeng
  1. Lebar bedeng 100 – 120 cm.
  2. Tinggi bedeng 20 – 30 cm.
  3. Jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 – 45 cm.
  • Pemberian pupuk kandang. Caranya pupuk yang telah tersedia sebelumnya di fermentasikan dengan produk nasa yang berupa NATURAL GLIO.Fermentasikan selama sekitar 2 minggu.Lalu masukkan di sekitar lubang tanam sekitar 20-50 gram/lubang.
  • Pembuatan jarak tanaman.
2. PESEMAIAN
Pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit tanaman atau calon tanaman yang baik.adapun tahapan pesemaian adalah sebagai berikut :
a. membuat bedeng atau tempat pesemaian ,
ukuran bedeng pesemaian sebagai berikut :
  • Lebar bedeng 1 – 1,2 m.
  • Panjang bedeng 3 – 5 m.
  • Tinggi bedeng 15 – 20 cm

b. penyemaian benih
Kebutuhan benih untuk satu hektar berkisar antar
300 – 500 benih . sebelum benih disemai atau ditabur , tempat pesemaian disiram merata . beberapa cara menyemai benih cabai rawit sebagai berikut :
  • semai bebas atau ditabur merata.
  • semai dalam baris.
  • semai berkelompok

3. Penanaman
Bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam . penanaman sebaiknya pada sore hari agar tanaman tidak layu
ciri – cirri bibit yang siap tanam adalah sebagai berikut :
  • Telah berumur satu bulan.
  • Tidak terserang hama dan penyakit.
  • Pertumbuhan tanaman seragam
cara penanaman :
  • Siram bibit yang akan ditanam.
  • Pilih bibit yangakan ditanam.
  • Lepaskan bumbung atau pelastik dari bibit.
  • Padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak rebah

4. Pemeliharaan tanaman

a. penyiraman
penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan keadaan tanah .

b. penyiangan
Rumpu liar yang tumbuh disekitar tanaman harus dicabut atau di siangi dengan cara di babat.

c. pemupukan
  • Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (1 : 1 : 1 ) Kg dalam 250 liter air. Diberikan umur 1 – 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = ( 2 : 1.5 : 1.5 ) Kg dalam 250 liter air, dengan dosis 250 cc/lubang.Untuk pengocoran 1000 batang tanaman.
  • Untuk penggunaan Pupuk Organik Nasa dilakukan setiap 1.5 bulan sekali dengan dosis 500gram/1ooo batang.
  • Untuk penyemprotan POC NASA + Hormonik + Aero-810 ( 5 + 1 + 1/4 )tutup pertangki.lakukan Penyemprotan di pagi hari.
 
d. hama dan penyakit
hama yang sering menyerang tanaman cabai rwit adalah sebagai berikut :
  • Tungau marah.
  • Kutu daun berwarna kuning.
  • Kutu gurem atau thrips

tanda – tanda tanaman terserang
  • Tanaman berwarna seperti perak.
  • Tanaman tampak pucat.
  • Daun menjadi layu.
untuk pengendaliannya lakukan penyemprotan Pestisida Organik Nasa yang berupa Pestona,Pentana,BVR dan aero-810.Lakukan penyemprotan di sore hari.

5. PANEN
Panen merupakan kegiatan yang kita nanti – nanti untuk menikmati jerih payah selama penanaman , produksi cabai rawit hampir sama dengan cabai besar , hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2 – 3 tahun , sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar .

Cabai rawit dapat dipanen hijau ( muda ) dan dipanen merah atau sudah masak . Bila cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan berisi .